Kabar Nusantara Internasional –Rusia melancarkan “serangan presisi tinggi” ke sejumlah titik pasukan Ukraina di timur laut negara eks Uni Soviet itu setelah sempat dibuat menyerah.
Rusia mengklaim pasukannya telah melancarkan “serangan besar-besaran” ke garda terdepan tentara Ukraina setelah sempat dibuat kewalahan hingga menarik mundur personelnya di sejumlah wilayah timur Ukraina.
“Pasukan udara, roket, dan artileri melakukan serangan besar-besaran terhadap unit angkatan bersenjata Ukraina di semua arah operasional,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pengarahan harian soal invasinya di Ukraina pada Selasa (13/9) malam.
Kemhan Rusia mengklaim “serangan presisi tinggi” juga telah dilancarkan ke sejumlah basis tentara Ukraina di sekitar Sloviansk dan Konstantinovka,
Tuduhan Rusia itu muncul setelah pihak berwenang Ukraina mengklaim menemukan empat jasad warga sipil dengan “tanda-tanda penyiksaan” di desa Zaliznychne usai merebut kembali daerah itu dari pasukan Moskow.
Saat ini, pertempuran masih sengit terjadi terutama di timur laut Ukraina, di mana pasukan Kyiv berhasil melakukan perlawanan dan merebut lagi sebagian wilayah yang diduduki Rusia, terutama di Kharkiv.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Ukraina berhasil merebut kembali lebih dari 6.000 kilometer persegi wilayahnya yang sempat diduduki Rusia.
Serangan balasan pasukan Ukraina yang dilancarkan sejak awal September disebut membuat militer Rusia lengah dan kewalahan.
Peta militer Kemhan Rusia bahkan tak sengaja memperlihatkan banyak penarikan pasukan Moskow dari wilayah-wilayah yang sedang jadi rebutan di Ukraina.
“Kekalahan” pasukan Rusia dalam beberapa hari terakhir bahkan memicu puluhan pejabat lokal Rusia mulai menentang Presiden Vladimir Putin dan mendesaknya untuk mundur.
Pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov, bahkan sampai mengkritik pasukan Rusia yang kewalahan menghadapi perlawanan tentara Ukraina di Kharkiv.
Menurut loyalis Presiden Vladimir Putin itu, militer Rusia tampak lengah menghadapi serangan balik tentara Ukraina terutama di Kharkiv.
Kadyrov mengatakan jika tidak ada perubahan strategi perang dari tentara Rusia di lapangan dalam waktu dekat, ia akan berbicara dengan pejabat Kemhan Rusia.
“Saya akan terpaksa berbicara dengan pimpinan Kementerian Pertahanan dan pimpinan negara untuk menjelaskan situasi sebenarnya di lapangan,” ujar Kadyrov.
Kadyrov juga mengaku terkejut dengan situasi yang terjadi baru-baru ini.
“Ini situasi yang sangat menarik. Ini mencengangkan,” kata Kadyrov seperti dikutip The Guardian.
Pasukan Chechen telah membantu tentara Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina sejak Februari lalu. Beberapa laporan bahkan mengklaim Rusia menempatkan tentara Chechen pimpinan Kadyrov di garda terdepan perang demi meminimalisir korban berjatuhan dari pasukannya.(NS-CNN)